Senin, 29 November 2010

Riset pemasaran

nama : arif alfa budiman
npm : 10207160
kls : 4 ea 03
mata pelajaran : riset pemasaran

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Sekarang ini banyak perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan konsumen agar dapat membeli produk yang mereka tawarkan, banyak juga pasar yang tidak mampu mencapai sasaran yang disebabkan karena kurang tepatnya strategi pemasaran yang perusahan tersebut gunakan.
Berhasil atau tidaknya perusahan sangat ditentukan dengan bagaimana cara yang dikembangkan oleh perusahaan untuk dapat bersaing dalam merebut para konsumen dengan menerapkan strategi pemasaran yang efektif, apabila strategi tidak dapat dilakukan dengan baik maka pelaksanaan yang baik pun tidak memberikan hasil yang memuaskan.
Produk, harga, promosi dan distribusi merupakan faktor - faktor yang dapat mempengaruhi dan mendorong seorang konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan dan strategi bauran pemasaran yang jitu suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya.secara umum tujuan dari perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang maksimum sehingga dapat terus berkembang, hal ini juga merupakan sumberdana bagi kelangsungan hidup perusahaan berkembang dalam jangka waktu panjang.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana strategi pemasaran dalam meningkatkan dan memajukan perusahaan pada PT.SAMPOERNA yang dibahas dalam bentuk penulisan ilmiah dengan judul “PENGARUH VARIABEL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK ROKOK SAMPOERNA MILD”.
PT.H.M.Sampoerna adalah salah satu perusahan rokok terbesar di indonesia.berdiri sejak tahun 1913. Sampoerna merupakan perusahaan rokok terbesar nomor dua (tahun 2009) di indonesia setelah PT.Gudang Garam (www.google.com). Perusahaan ini memiliki salah satu produk unggulan yaitu Sampoerna A MILD, yang merupakan pelopor rokok mild di indonesia.
Rokok mild sendiri adalah rokok yang kadar Tar dan Nikotine nya rendah,dimana kadar Tar (14mg) dan nikotin (1.0mg), kadar tersebut berkurang karena adanya sistem ventilasi. yang terdapat pada perbatasan antara tembakau dengan filter rokok. sehingga asap yang dihisap oleh perokok bercampur dengan oksigen sehingga kadar Tar dan Nikotine menjadi rendah. sistem tersebut dikenal dengan istilah LASERMILD.
Sampoerna mengeluarkan produk rokok A MILD, membuat pasar indonesia semakin beragam jenis produk yang ditawarkan. Apabila orang tertarik menghisap rokok mild karena memiliki kadar Tar dan Nikotine yang sangat rendah, yang beranggapan dapat mengurangi bahaya merokok. Maka dapat diambil satu asumsi dasar, bahwa orang tersebut berada dalam sebuah segmen, yaitu orang – orang yang mempunyai pendidikan yang cukup untuk memahami bahaya merokok. Hasilnya dapat membuat masyarakat terdidik yang tetap ingin merokok.
Pada segmen mmasyarakat terdidik, terdapat konsumen yang sangat potensial bagi produsen rokok yaitu kalangan anak muda yang terdidik yang mengetahui dampak merokok,tetapi mengambil resiko untuk merokok. Nantinya dapat menjadi konsumen jangka panjang bagi produsen. Karena rokok dapat menimbulkan keterikatan. Apabila konsumen anak muda terikat, maka perusahaan memiliki potensi konsumen yang akan loyal dalam jangka panjang. Produk sampoerna A MILD yang rendah tar dan nikotine dapat dijadikan pilihan sebagai rokok alternatif, karena dapat mengurangi bahaya rokok bagi para perokok khususnya anak muda di indonesia maupun masyarakat berpendidikan di indonesia secara umum.
Keputusan pembelian seorang konsumen dalam prosesnya adalah serangkaian rentetan aksi mulai dari problem recognition ke information search ke alternative evaluation ke purchase decision ke purchase evaluation.proses ini diarahkan dan dipengaruhi oleh sekumpulan psychological, personal, social, culture. keduanya memiliki dampak secara langsung dan tidak langsung terhadap perilaku pembelian seseorang. Pada tahap awal, konsumen berusaha mengetahui adanya kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi atau terpuaskan. Setelah mengetahui kebutuhan dan keinginan, konsumen mulai mencari informasi informasi dan menilainya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif berkaitan dengan cara mendapatkan informasi. Dengan informasi yang lengkap konsumen telah siap untuk percaya kegunaan dari alternatif solusi terhadap masalah. Konsumen pada tahap ini mulai memberikan penilaian dan meyeleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan informasi yang didapatkan dan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian konsumen tidak selalu sama tergantung jenis produk dan kebutuhannya. Setelah itu konsumen masuk ke dalam keputusan pembelian. Apakah suatu produk jadi dibeli atau tidak. Karakteristik ini terdiri dari age and stage in the live cycle; occupation and economic circumstances; personality and self concept; and lifestyle and values.

1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, bagaimana pengaruh variabel marketing mix terhadap keputusan pembelian produk rokok sampoerna mild.

1.3 Batasan masalah
Batasan masalah yang yang akan dibahas oleh penulis hanya mengenai pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi, yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk rokok sampoerna A mild.

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran (marketing mix) terhadap keputusan pembelian produk rokok sampoerna A mild dan untuk menganalisis variabel bauran pemasaran yang berpengaruh dominanterhadap keputusan pembelian rokok sampoerna a mild.

1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan agar memberikan manfaat yang positif bagi penulis, pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1. Manfaat akademis
Penelitian sangat berhubungan dengan mahasiswa yang mengambil jurusan manajemen, lebih khususnya pelajaran dasar manajemen dan manajemen komunikasi pemasaran, sehingga dengan melakukan penelitian ini penulis dan pihak-pihak tertentu dapat membaca dan memahaminya.
2.manfaat praktis
Objek penelitian ini adalah orang yang mengunakan produk rokok sampoerna mild, sehingga diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, khususnya konsumen dan dan perusahaan.

1.5 metode penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menjelaskan dan menguraikan metode penelitian yg akan digunakan.

1.5.1 Subjek dan objek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mayarakat yang menggunakan produk sampoerna A mild di sekitar kota depok dan jakarta. Objek yang akan dijadikan penelitian adalah warga kota depok dan jakarta yang menggunakan produk rokok sampoerna mild.

1.5.2 Data atau Variabel
Dalam penelitian ini penulis akan mengambil sample konsumen yang menggunakan produk rokok sampoerna mild 50 orang.

1.5.3 Metode pengambilan data/variabel
Metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer yang dapat dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang terpilih.
Teknik pengambilan sample yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Nonprobability Sampling dengan alasan:
1. jumlah populasi yang tidak diketahui dengan pasti.
2. teknik ini mudah untuk dikerjakan kapan saja dan dimana saja.
3. Teknik ini lebih efisien dalam hal waktu dan biaya.
1.5.4 Hipotesis
Berdasarkan tujuan penelitian serta kajian pustaka yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya sebagai berikut :
1. Diduga bahwa variabel marketing mix yaitu harga, produk, distribusi dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian produk rokok sampoerna mild.
2. Diduga faktor harga dan promosi yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian produk rokok sampoerna mild.
1.5.5 Alat Analisis yang digunakan
Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari alat analisis deskriptif dan kuantitatif. Untuk analisis deskriptif yaitu menggambarkan keadaan umum dariresponden atau konsumen produk sampoerna mild yang terambil sebagai sample. Sedangkan analisis kuantitatif terdiri dari regresi linear berganda, uji t, uji F, serta koefisien determinasi. Seluruh perhitungan pada analisis data dibantu dengan dengan program komputer SPSS.

BAB II
LANDASAN TEORI


1.1. Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Bauran pemasaran
Pemasaran mengandung arti yang luas karena membahas mengenai masalah yang terdapat dalam perusahaan dan hubungannya dengan perdagangan barang dan jasa.
Menurut Philip kotler (2002:9): ”Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalam individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan kan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Dalam menghadapi pasar sasarannya perusahaan memiliki seperangkat alat-alat pemasaran yang sangat berperan untuk memperoleh dampak maximum terhadap pasar. Alat-alat pemasaran tersebut terangkum dalam bauran pemasaran perusahaan. Secara definitif dikatakan oleh Philip Kotler (82:1997) bahwa:
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.
Seperti yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong (2001:18): “Bauran pemasaran adalah alat taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk meghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran”.
Alat pemasaran tersebut dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal sebagai 4P yaitu: produk (product), harga (price), distribusi (place), dan promosi (promotion). Keempat variabel tersebut dapat dikombinasikan dan saling berkaitan satu sama lain sehingga keputusan di satu bagian akan mempengaruhi tindakan dibagian lain, sebagaimana halnya konsep sistem.

2.1.2 Produk (Product)

Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Untuk itu perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.
Kotler (2000:212) Produk adalah “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk menarik prhatian, diiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.
Macam produk terdiri dari tiga ciri, yaitu:
1. Berciri fisik, misal mobil.
2. Berciri jasa layanan misal: hotel.
3. Berciri ide, misal: layanan jasa konsultasi.
Sedangkan tingkatan produk ada tiga macam, yaitu:
1. Inti produk berupa jasa layanan dan manfaat.
2. Produk berupa mutu, model, ciri, kemasan dan nama merk.
3. Tambahan produk berupa instalasi/pemasangan, penyerahan dan kredit garansi/jamuan serta jasa pelayanan purna jual.
Dalam mencari strategi pemasaran untuk tiap produk, pemasaran mengembangkan beberapa susunan klasifikasi produk yang didasarkan pada karakteristik produk. Produk dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok menurut daya tahan atau kemampuan wujudnya.
1. Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang dikonsumsi dengan satu atau beberapa kali pemakaian.
2. Barang tahan lama adalah barang berujud yang biasanya digunakan untuk waktu yang lama.
3. Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.
Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk individual, penjual menghadapi masalah pemberian merek. Merek dapat menambah nilai produk dan karena itu merupakan aspek intrinsik dalam strategi produk. Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual serta untuk membedakan dari produk dan jasa pesaing. Nama merek adalah bagian dari merek yang dapat dilafalkan atau diucapkan. Tanda Merek adalah bagian dari merek yang dapat dikenali tetapi tidak dapat dilafalkan seperti simbol, desain atau semacamnya. Merek dagang adalah merek atau bagian dari merek yang mendapat perlindungan hukum karena mampu memperoleh hak secara eksklusif. Sebuah merek dagang melindungi hak eksklusif penjual untuk menggunakan nama merek dan atau tanda merek.
Pengembangan kemasan yang efektif untuk suatu produk membutuhkan pertimbangan yang matang. Tugas pertama adalah menetapkan konsep pengemasan yaitu ketetapan mengenai apa dan bagaimana seharusnya kemasan produk. Apakah fungsi utama kemasan sebagai pelindung produk untuk memperkenalkan mutu tertentu produk atau perusahaan atau untuk sesuatu yang lain.
Keputusan harus diambil mengenai unsur desain kemasan lebih lanjut. Misalnya apakah akan digunakan banyak atau sedikit tulisan. Apakah akan dibuat dari kertas kaca atau kertas biasa. Apakah berupa bungkus plastik atau yang berlapis mengkilat dan seterusnya. Berbagai unsur pengemasan harus dibuat agar serasi dan sesuai dengan keputusan mengenai harga, iklan dan unsure pemasaran lainnya. Setelah pengemasan dirancang, selanjutnya harus dilakukan beberapa pengujian. Pengujian teknik dilakukan untuk menjamin kondisi kemasan adalah normal. Pengujian visual dimaksudkan untuk menjamin para dealer menemukan kemasan yang menarik dan mudah menanganinya. Pengujian konsumen untuk menjamin adanya tanggapan baik dari konsumen.
Hal lain yang mempunyai kaitan erat dengan pengemasan dan merek adalah pemberian/penentuan label. Secara definitive dapat dikatakan bahwa label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata-kata) tentang barang tersebut atau penjualnya. Jadi sebuah label mungkin merupakan bagian dari pengemasan atau merupakan etiket yang tertempel secara langsung pada sebuah barang. Label digolongkan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Label merek adalah label yang sematamata sebagai merek.
2. Label kualitas adalah label yang menunjukkan tingkat kualitas tertentu dari suatu barang. Label ini dinyatakan dengan tulisan atau kata-kata.
3. Label deskriptif disebut juga label informative merupakan label yang menggambarkan tentang cara penggunaan, susunan, pemeliharaan dan atau hasil kerja dari suatu barang.

2.1.3 Price (Harga)
Harga menjadi faktor penetu dalam pembelian dan menjadi salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan.
Definisi harga menurut Fandy Tjiptono (2002:151) menyatakan :”harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.
Secara sederhana definisi harga adalah pencerminan dari nilai. Dalam teori ekonomi, harga, nilai dan faedah merupakan istilah-istilah yang saling berhubungan. Faedah adalah atribut barang yang dapat memuaskan kebutuhan. Sedangkan nilai adalah ungkapan secara kuantitatif tentang kemampuan barang agar dapat menarik dalam pertukaran. Karena perekonomian kita bukan merupakan sistem barter maka untuk mengadakan pertukaran atau untuk mengukur nilai suatu barang kita menggunakan uang. Jadi harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Biasanya seorang penjual menetapkan harga berdasarkan kombinasi barang secara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan. Dalam hal ini harga merupakan cara bagi seorang penjual untuk membedakan penawarannya dari para pesaing hingga penetapan harga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari fungsi deferensiasi barang dalam pemasaran.
Strategi penetapan harga sangat mempengaruhi tingkat penjualan suatu produk. Oleh karena itu dalam strategi penetapan harga perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:
1. Harga produk cukup kompetitif.
2. Sistem pemberian discount.
3. Sistem pembayaran.
Didalam penetapan harga, penjual dapat menentukan metode penetapan harga berdasarkan taksiran permintaan dan fungsi biaya dari pesaing. Harga tersebut berada diantara titik tertinggi untuk menghasilkanlaba dan titik terendah untuk menarik permintaan. Dalam penetapan harga, ada tiga pertimbangan, yaitu:
1. Untuk produk convenien yaitu barangbarang konsumen yang biasanya dibeli berulang kali, mudah diperoleh dengan pengorbanan usaha yang paling minimum. Metode penetapan harga untuk produk tersebut adalah berdasarkan pertimbangan biaya produk.
2. Untuk produk shopping/ belanjaan yaitu barang-barang yang oleh pembeli dibandingkan atas dasar kesesuaian, kualitas, harga dan style sebelum calon pembeli memutuskan untuk membeli. Metode penetapan harga untuk produk tersebut adalah berdasarkan pertimbangan harga bersaing.
3. Untuk produk spesial yaitu barangbarang yang berciri istimewa dalam kualitas, pelayanan dan diberikan atau karena keadaan yang khas dan bukan karena harga. Metode penetapan harga untuk produk tersebut adalah berdasarkan pertimbangan harga persepsi.

2.1.4 Place (Distribusi)
Suatu komoditas dikatakan sebagai produk apabila ia berada di tempat pada saat dibutuhkan oleh konsumen. Untuk itu perusahan melakukan fungsi distribusi agar produk menjadi wujud yang sebenarnya. Banyak perusahaan yang tidak dapat mencapai target pasar disebabkan karena tidak mampu mengelola dengan baik saluran distribusi.
Kebanyakan produsen bekerjasama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membentuk saluran pemasaran (saluran distribusi). Menurut Kotler (140:1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi.
Perantara pemasaran merupakan hal yang penting karena ditinjau dari azas manfaat distribusi, pemasaran akan meningkatkan nilai produk. Azas manfaat tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Nilai Waktu
Menyediakan komoditas secara terusmenerus sepanjang waktu. Dengan demikian tercipta stabilitas harga secara tidak langsung.
2. Nilai Tempat
Sentral produsen pertanian di desa menjual ke pusat konsumsi di kota atau dari kawasan industri kekawasan konsumsi.
3. Nilai Bentuk
Merubah barang dari tak berwujud menjadi berwujud, dari satuan besar ke satuan kecil.
4. Nilai Kepemilikan
Dari produsen ke perantara pemasaran dan terus ke konsumen. Pada distribusi lain produsen ingin mendelegasikan sebagian pekerjaannya kepada perantara. Sebagai balas jasa perantara harus memperoleh keuntungan yang wajar dari produsen.
Menurut Irawan, Farid Wijaya dan Sudjoni, MN, (138: 1996), saluran pemasaran terdiri dari beberapa tingkatan. Setiap perantara yang melakukan usaha menyalurkan barang ke pembeli akhir membentuk tingkatan saluran. Panjangnya saluran dapat digambarkan menggunakan jumlah tingkatan perantara sebagai berikut:
1. Saluran Nol Tingkat (saluran pemasaran langsung)
Saluran pemasaran ini terdiri dari seorang produsen yang menjual langsung kepada konsumen. Tiga cara penting dalam penjualan langsung adalah penjualan dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos dan penjualan lewat toko perusahaan.
2. Saluran Satu Tingkat mempunyai satu perantara
Dalam pasar konsumen, perantara sekaligus merupakan pengecer.
3. Saluran Dua Tingkat mempunyai dua perantara.
Dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir atau merupakan pedagang besar dan pengecer.
4. Saluran Tiga Tingkat mempunyai tiga perantara.
Dalam pasar konsumen mereka merupakan grosir, pemborong dan pengecer.
Dalam menentukan saluran distribusi, ada beberapa prosedur yang harus diperhatikan oleh perusahaan:
1. Menganalisis produk.
2. Menentukan sifat dan luasnya pasar.
3. Meninjau penyalur yang ada.
4. Analisis biaya dan laba.
5. Kerjasama dan memotivasi penyalur.
6. Mengevaluasi penyalur.

2.1.5 Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaaran yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.
Alma (2000:135) “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang menyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.
Promosi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Menurut Irwan, dkk. (153: 1996). Inti promosi adalah komunikasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi berjalan efektif adalah sebagai berikut:
1. Apa yang akan disampaikan?
Merupakan isi pesan yang akan disampaikan.
2. Kepada siapa akan disampaikan?
Merupakan sasaran komunikasi/komunikan/khalayak.
3. Siapa yang akan menyampaikan?
Merupakan komunikator yang akan menyampaikan
4. Bagaimana cara menyampaikan?
Merupakan media apa yang akan dipakai.
5. Kapan disampaikan?
Merupakan waktu dari kegiatan komunikasi.
Kemampuan suatu perusahaan mengelola promosi dengan biaya yang relative kecil sangat mempengaruhi tingkat penjualan suatu produk. Promosi yang dilakukan adalah pengenalan produk secara efektif dan menembus langsung konsumen atau pelanggan dan calon pelanggan. Apabila produk yang dipasarkan sangat spesifik dan segmen pasarnya adalah pasar tertentu maka promosi yang effisien dan efektif dilakukan dengan cara:
1. Seminar produk kepada konsumen dan calon konsumen.
2. Presentasi produk kepada konsumen dan calon konsumen.
3. Pengenalan produk melalui mass media.
4. Memberikan hadiah langsung berupa souvenir, yang ada identitas produk yang dipasarkan.
Menurut Basu Swastha, D.H (82: 1997), pengambilan keputusan di bidang pemasaran hampir selalu berkaitan erat dengan variabel-variabel Marketing Mix, oleh karena itu Marketing Mix sangat penting dan dapat dipakai sebagai alat pemasaran praktis. Tekanan utama dari marketing adalah pasar, karena pada akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan kepasar tersebut. Kebutuhan pasar tersebut dipakai sebagai dasar untuk menentukan macam produknya, demikian pula keadaan pasar terhadap berbagai macam alternative harga, promosi dan distribusi. Semakin besar usaha-usaha yang dikeluarkan dalam Marketing Mix untuk penawaran yang ada, akan semakin besar pula penjualannya. Semakin banyak biaya periklanan, kunjungan penjualan, semakin rendah tingkat harga dan semakin tinggi tingkat kualitasnya, maka akan semakin besar volume penjualannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar